Gak Cengli Artinya

Gak Cengli Artinya

Tiga kata ini dalam penerapan sehari-hari…

Filosofi kata cengli, cincai dan cuan ini sepertinya memang sangat mendarah daging. Seperti saya bilang kalau penerapannya saling berkaitan satu sama lain. Saling menghormati bahwa kita hidup tidak boleh semena-mena sesuka hati.

Ketika saya menemukan suatu masalah dalam bisnis, saya mencoba se-cengli mungkin agar kedua belah pihak saling merasa adil. Walau tidak semua hal bisa diselesaikan dengan cengli saja. Kadang saya harus cincai dengan menahan diri, sabar dan memaafkan. Perasaan pun bermain misalnya kita jadi sulit berkata tidak. Akhirnya kadang bo-cuan alias tidak untung.

Kadang kita dihadapkan pada situasi konfrontasi sudah jelas yang tidak “cengli” dimana kita dirugikan, namun dengan kita mempertimbangkan asas “Cuan” untuk jangka panjang, maka saya lebih baik bersikap “Cincai” atau mengalah.

Saya juga belajar untuk terus memperbaiki karakter. Tidak terlalu perhitungan dan memupuk nama baik. Dalam berbinis saya usahakan melakukan segala sesuatu didasarkan win-win.

Prinsip ini memang seperti prinsip orang tua zaman klasik ya.

Gak perlu repot lagi buat ngemanjain lidahmu, tinggal buka hape aja

Nikmati banyak pilihan makanan, promo, dan fitur eksklusif di GoFood.

© 2024 Gojek | Gojek adalah merek milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Terdaftar pada Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Republik Indonesia.

Gak perlu repot lagi buat ngemanjain lidahmu, tinggal buka hape aja

Nikmati banyak pilihan makanan, promo, dan fitur eksklusif di GoFood.

© 2024 Gojek | Gojek adalah merek milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Terdaftar pada Direktorat Jendral Kekayaan Intelektual Republik Indonesia.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Semakin dewasa maka akan semakin banyak ujian kehidupan yang akan ditemui.

Pastinya setiap kita punya hasrat untuk bahagia. Saya tidak menyangkal kalau rasa skeptis, suka mengeluh, rendah diri, takut, cepat menyerah, pesimis dan berbagai pikiran negatif mengendap dalam hati.

Kita masih ada di dunia ini karena kita hidup. Namun, sekadar hidup saja tidaklah cukup.

Dalam hidup, kita memiliki prinsip sesuai yang kita percayai. Sebagai keturunan orang Cina yang beretnik Hokkian. Saya dari kecil diajarkan mengenai beberapa prinsip orang Cina.

Prinsip hidup itu seperti pegangan untuk hidup. Peta petunjuk jalan hidup. Pelita penerang hidup.

Saya diajarkan untuk tidak mudah putus asa, tidak melepas peluang, menepati janji, berusaha meyakinkan pelanggan selama menjalankan urusan, dan memiliki daya tahan dan semangat juang yang tinggi. Walau sejujurnya, tidak mudah pembelajaran tersebut. Bagaimana orang tidak mudah putus asa setelah mencoba berkali-kali bukan?

Seiring waktu, saya belajar mengenai prinsip hidup orang Cina. Ada nilai-nilai falsafah hidup yang diturunkan turun temurun dari leluhur. Salah satunya adalah prinsip 3C yakni Cengli, Cincai, dan Cuan. Tiga kata yang berasal dari kata Hokkian ini sering terdengar sehari-hari.

Refleksi tiga prinsip ini membuat saya lebih hati-hati dalam melangkah baik berteman maupun dalam bisnis. Bagai rangkaian yang sulit dipisahkan karena saling berkaitan.

Makna cengli berarti bisa bersikap adil dan jujur.

Kelihatannya sederhana. Tapi saya merasa kata “cengli” ini menyangkut kredibilitas. Mama saya selalu bilang jagalah kepercayaan dari orang ketika diberi tanggung jawab. Rasanya ketika kredibilitas kita cacat, akan sulit untuk orang menerima diri kita.

Ya, hidup ini terlalu mudah menghakimi ketika ada satu saja yang cacat bukan?

Dalam hal apapun, Bo Cengli atau tidak jujur, memiliki sikap suka curang hingga menipu biasanya akan dijauhi. Saya pun seperti terlatih ketika merasa aura orang yang saya jumpai tidak jujur lebih memilih menghindar daripada terjadi masalah.

Cengli berarti juga saya bisa adil terhadap diri sendiri, teman atau lawan. Ketika seseorang yang cengli sedang kesusahan dia akan lebih mudah mendapat pertolongan. Contohnya dalam hal meminjam uang, apa yang dia katakan ketika sanggup untuk membayar pada jatuh tempo.

Sedangkan dalam berbisnis saya pun berusaha “cengli” misalnya ada orang yang memakai jasa saya, maka saya akan jujur bahwa jasa saya menggunakan bahan apa saja. Apa adanya tanpa ada trik kotor. Atau saya berikan bonus saat saya rasa mampu dan memang perlu.

Tentunya kalian juga sudah familiar dengan kata “Cincai”. Makna ini memiliki arti seseorang yang fleksibel dan mudah diajak kompromi.

Saya diberitahu kalau seseorang yang memiliki sifat cincai memiliki sikap lebih suka mengalah dan merendah. Entah kenapa dua kepribadian ini begitu melekat dalam kehidupan sehari-hari saya.

Saya merasakan seperti lebih baik mencari win-win solution secara adat orang Cina. Ini pun berlaku ketika ada klien yang ingin mengajak saya kerjasama, saya lebih memilih kompromi. Asalkan ada untung sedikit, maka saya tak jadi soal. Ibaratnya, tanya saja dulu, soal harga nanti baru kita rembungkan.

Orang yang cincai juga lebih pengen ya sudah seandainya ada teman yang cidera janji lebih pengen mereka bersikap jujur dan mencari lagi jalan keluar.

Memang saya merasa ada sisi buruk dari menjadi orang “cincai” yaitu suka dilecehkan oleh orang lain. Anggapannya terlalu lembek dan baik hati. Kesan merendah diri ini sangat kuat. Padahal saya lebih menganut ilmu bambu yang punya kemampuan lentur dan fleksibel.

Tidak ada orang yang tidak suka dengan kata “Cuan”. Walau nggak banyak juga orang bakal nyinyir misalnya, apa-apa udah pikir cuan dulu. Dasar Cina!

Bagi saya, cuan itu semacam semangat yang harus mengalir. Di dalamnya ada nilai kompetitif, persaingan, hingga cara untuk tetap survival.

Kadang dalam hal menawarkan jasa, sudah pasti saya memikirkan cuan. Apakah tenaga dan waktu yang saya keluarkan sebanding dengan permintaan. Cuan tidak selalu berarti kita apa-apa harus bernilai material saja, melainkan bisa saja kesempatan bertemu orang baru atau menambah relasi.